Kule tah ??

My photo
Cilegon, Banten, Indonesia
MAHASISWA JURUSAN IPI UIN SYAHID JAKARTA AKTIVIS HIMPUNAN MAHASISWA BANTEN (HMB) JAKARTA.

Saturday, November 27, 2010

Sinopsis: "Kaum Beriman(pun) Terpedaya"

Tipu daya mempunyai berbagai rupa dan warna, sedang orang-orang yang terpedaya terdiri dari beberapa jenis dan kelompok.
terdapat keterangantentang mereka di sejumlah ayat yang mulia. Al-Qur'an yang mulia telah menyibak sumber-sumber dari tipu daya tersebut: Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakanmu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan dalam (menanti) Allah (QS 31:33)
bagaimana dunia kita tidak menjadi tipu daya kalau setan memiliki kebebasan untuk menjalankan aksi godaan, bujukan dan penyesatan?? bukankah ia sendiri memang dijuluki si penipu, yang profesinya adalah memperdaya manusia: orang-orang beriman dari mereka maupun orang kafir, orang taat maupun durhaka, orang berilmu maupun orang bodoh. Tidak ada yang selamat dari bujukan dan godaannya selain orang yang dilindungi oleh Allah SWT.
Berangkat dari semua ini, karya Al-Ghazali dalam buku terjemahan Saifuddin Zuhri: 2003, "kaum beriman(pun) terpedaya", mengingatkan orang-orang yang terjerat tipu daya dengan membeberkan sumber-sumber tipu daya yang menjerat mereka, menjelaskan jenis-jenis serta kelompok-kelompok mereka, mengidentifikasi penyakit, dan meresepkan obatnya seraya berusaha menutup semua pintu godaan dan bujukan di hadapan setan. semua itu dimaksudkan untuk menghidarkan kita dari buruk tipu dayanya dan mengajak kita agar jauh dari wilayah kekuasaanya, agar kita juga tidak menjadi orang yang disebut oleh al-Qur'an sebagai orang yang paling merugi: Katakanlah: "Maukah kamu Aku beritahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Itulah orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya didunia ini, sementara mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya" (QS 18: 103-104)

Isi dapat dibaca di:
Al-Ghazali, Imam. Kaum Berimanpun Terpedaya. Penerjemah: Saifuddin Zuhri. Bandung: Pustaka Hidayah, 2003.

Thursday, November 25, 2010

Anak belajar dari Kehidupannya

Pesan puitik tentang pengajaran kepada anak-anak kita:

Jika anak dibesarkan dg celaan, ia belajar memaki.

Jika anak dibesarkan dg permusuhan, ia belajar menentang.

Jika anak dibesarkan dg cemoohan, ia belajar rendah diri.

Jika anak dibesarkan dg prnghinaan, ia belajar menyesali diri.

Jika anak dibesarkan dg toleransi, ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dg dorongan, ia belajar percaya diri.

Jika anak dibesarkan dg pujian, ia belajar menghargai.

jika anak dibesarkan dg sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.

Jika anak dibesarkan dg rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.

Jika anak dibesarkan dg dukungan, ia belajar menyukai dirinya.

Jika anak dibesarkan dg kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dlm kehidupan.


(Dorothe Law Nolte)

hallo man..!!: Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Ci...

hallo man..!!: Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Ci...: "ABSTRAK Maman Surohman Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon dalam Upaya Pembinaan Perpustakaan Sekolah di Cilegon Upaya..."

Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon dalam Upaya Pembinaan Perpustakaan Sekolah di Cilegon

ABSTRAK

Maman Surohman
Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon dalam Upaya Pembinaan Perpustakaan Sekolah di Cilegon

Upaya pembinaan perpustakaan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan daya guna perpustakaan. Usaha ini dilakukan dengan maksud agar perpustakaan mampu menampung informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan semua perkembangan kebutuhan pemustaka. Istilah pembinaan sendiri mengindikasikan adanya “Pembina” dan “yang dibina”. Pada mulanya, pembinaan terhadap semua jenis perpustakaan di Indonesia merupakan tanggung jawab perpustakaan nasional selaku lembaga pemerintah dibidang perpustakaan. Seiring dengan perkembangan dan perubahan sistem ketatanegaraan, yaitu ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Otonomi Daerah dan lahirnya Undang-Undang Tentang Perpustakaan, maka tanggung jawab pembinaan perpustakaan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

Salah satu daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut adalah Kotamadya Cilegon. Dengan demikian, pembinaan pada semua jenis perpustakan untuk daerah Cilegon merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kotamadya Cilegon. Berdasarkan amanah konstitusi tersebut, Pemerintah Daerah Kota Cilegon pada tahun 2008 mendirikan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kota Cilegon sebagai kantor pemerintah daerah yang bergerak dan memiliki kewenangan dalam urusan perpustakaan dan arsip daerah di Kota Cilegon.

Fokus masalah pada penelitian ini ingin mengungkapkan peran yang dilakukan oleh kantor perpustakaan tersebut dalam upaya pembinaan perpustakaan sekolah di Kota Cilegon. Melalui pendekatan kulitatif dengan teknik wawancara, pengamatan langsung dan studi dokumentasi, diketahui bahwa kantor yang tergolong baru tersebut mampu memainkan peran sebagai Pembina sekaligus pembimbing perpustakaan-perpustakaan sekolah di Kota Cilegon.

Untuk memperoleh data/ informasi yang mendalam, penelitian ini melibatkan 10 (sepuluh) informan. 1 (satu) informan dari pihak Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon, dan 9 (sembilan) informan lainnya dari pihak perpustakaan sekolah. Informasi/ data yang diperoleh dari KPAD Kota Cilegon kemudian diakurasikan dengan data yang diperoleh dari pihak perpustakaan sekolah sehingga data tersebut realibel dan dapat dipertanggung jawabkan.

Wednesday, November 24, 2010

ESKATOLOGI: Kebangkitan dan Kehidupan setelah Kematian

Perbincangan tentang persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (eskatologi) cenderung memuakkan bagi sebagian orang. Namun meninjau kembali orisinalitas kebebasan dalam berpikir, perbincangan tentang persoalan-persoalan tersebut dapat menginspirasikan kita untuk mengolah dan meyegarkan kembali pikiran, sehingga wawasan yang kita miliki dapat bertambah dan menjadi kebahagiaan tersendiri yang dapat dinikmati.

Eskatologi identik dengan pertanggungjawaban manusia dalam hidupnya ketika ia menghadapi kematian – sesuatu yang diinginkan maupun tidak ia merupakan sebuah kepastian yang akan datang. Tapi juga eskatologi selalu terkait dengan kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Maka, dalam tulisan ini akan diuraikan pengertian eskatologi, eskatologi dalam al-Qur’ān, sekilas tentang kematian, sekilas tentang kiamat, serta kesimpulan akhir dari makalah ini.

Pengertian Eskatologi

Eskatologi berasal dari kata eschalos dalam bahasa Yunani yang berarti ‘yang terakhir’, ‘yang selanjutnya’, dan ‘yang paling jauh’. Secara umum merupakan keyakinan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia seperti kematian, hari kiamat, hari berakhirnya dunia, saat akhir sejarah, dan lain-lain.[1] Ketika kata eschalos disandingkan dengan kata logos yang menjadi eskatologi dalam bahasa Indonesia berarti ilmu atau pengetahuan tentang hal-hal akhir, hal-hal pamungkas, atau yang menyangkut realitas akhirat sebagai akhir kehidupan seperti kematian, kebangkitan, pengadilan terakhir, serta kiamat sebagai akhir dunia.

Dalam filsafat Islam perbincangan tentang eskatologi menjadi sebuah bidang tersendiri sebagai refleksi pengungkapan dimensi-dimensi metafisis dan ketuhanan yang berlandaskan pada ayat-ayat yang termaktub di dalam al-Qur’ān. Walaupun demikian pembahasan tentang eskatologi ini mengundang perdebatan yang sangat krusial di antara para pemikir Islam, filsuf, dan lain sebagainya. Seperti Imam al-Ghazālī yang cenderung mengkafirkan para filsuf yang diwakili oleh al-Fārābī dan Ibn Sīnā karena tiga sebab yang salah satunya adalah persoalan eskatologis.

Di samping itu, dari perbincangan seputar persoalan-persoalan eskatologi melahirkan asketisme.[2] Sebuah pandangan hidup yang menjadikan alam akhirat sebagai tujuan utama dalam hidupnya tanpa melupakan kewajibannya di alam dunia: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”[3]

Begitu besar pengaruhnya perbincangan tentang eskatologi sehingga ia sering juga diartikan dengan realitas surga dan neraka. Bahkan, gambaran kronologis tentang keduanya telah diungkapkan di dalam Kitab Suci.

Eskatologi dalam al-Qur’ān

Berita-berita maupun tanda-tanda tentang hari akhir banyak disinggung di dalam al-Qur’ān. Banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan erat dengan kebangkitan dan kehidupan setelah mati. Bahasa-bahasa yang digunakan sebagai simbol yang menunjukkan kepastian Hari Akhir beragam sekali seperti Hari Penegasan (Yawm al-Qiyāmah), Hari Akhir (al-Yawm al-Ākhir), Hari yang Dijanjikan (al-Yawm al-Maw‘ūd), Hari Keputusan (Yawm al-Fashl), dan lain sebagainya. Seperti yang tercantum di dalam ayat yang berarti: “Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu ditup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok, dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu, dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.”[4]

Dari seluruh bahasa simbol tentang hari akhir (eskatologi) yang digunakan di dalam al-Qur’ān, pada hakekatnya, hanya mengandung satu pesan yakni keimanan. Dengan kata lain, eskatologi di dalam Kitab Suci tersebut selalu identik dengan keimanan. Banyak sekali ayat-ayat yang menyandingkan keimanan kepada Tuhan dengan hari akhir (eskatologi), di antaranya: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan akan adanya kehidupan (akhirat).[5]

Sekilas tentang Kematian

Di atas telah disebutkan bahwa eskatologi secara umum merupakan keyakinan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia, dalam hal ini salah satunya adalah kematian. Ada suatu gambaran yang mengingatkan kita tentang kematian, yaitu seperti halnya kita pergi keluar rumah untuk melaksanakan segala tujuan yang telah direncanakan. Pergi keluar dengan kata lain adalah meninggalkan apa-apa yang ada di dalam rumah, baik itu suami, istri, anak, orang tua, dan lain sebagainya. Tentu saja, jika tujuan yang telah direncanakan tersebut tercapai, maka kita akan kembali menuju rumah yang kita tinggalkan, dan tinggal kembali di dalamnya bersama sanak keluarga.

Gambaran di atas sebenarnya saya maksudkan untuk mengkiaskan istilah perpisahan ruh (rūh) dengan jasad (al-jasad). Al-Ghazālī dalam buku Remembrance of Death and Afterlife yang diterjemahkan menjadi Metode Menjemput Maut: Perspektif Sufistik (1989), mengatakan bahwa makna perpisahan ruh dengan jasad adalah bahwa ruh sama sekali tidak lagi efektif bagi jasad. Oleh karena itu jasad pun tidak lagi tunduk pada perintahnya.[6]

Mungkin jika kita tinjau secara sepintas, ungkapan tersebut dapat diartikan sebagai dua entitas yang terpisah, yaitu antara ruh dengan jasad, jadi ruh seakan-akan berada di luar jasad yang telah menjadi bangkai. Maka jangan aneh jika banyak film-film hantu berceritakan seperti itu. Namun di sisi lain ungkapan al-Ghazālī tersebut saya pahami sebagai ruh yang tidak efektif lagi bagi keinginan diri (hawa nafsu) manusia, maka dengan begitu hawa nafsu tidak lagi berkuasa atas diri manusia. Contohnya jika hati berkata manis, maka mulut berkata juga tentang manis. Tidak sebaliknya, jika hati berkata manis, mulut mengatakannya pahit. Setidaknya contoh ini membuktikan dua hal, jika hawa nafsu berkuasa, maka ruh (cahaya kebenaran) dalam diri manusia tidak akan terpancar, tapi jika ruh berkuasa maka hawa nafsu ada dalam kendali ruh. Maka di sinilah pentingnya kesadaran manusia atas tindakan yang akan dan telah dilakunnya, yaitu dengan sikap jujur dan penuh tanggung jawab. Anas meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: “Kematian adalah kiamat; barang siapa mati berati kiamatnya telah tiba.” Beliau juga bersabda: “Jika salah seorang dari kalian mati, maka tempat duduknya [yang akan datang] diperlihatkan kepadanya pagi dan petang; jika dia termasuk penghuni surga, maka tempat duduknya itu ditempatkan di penghuni surga, dan jika dia termasuk penghuni neraka, maka tempat duduknya itu ditempatkan di neraka. Dan kepadanya akan dikatakan. ‘Inilah tempat kalian dibangkitkan untuk menemui Dia pada hari kebangkitan.”[7]

Sekilas tentang Kiamat

Kiamat mempunyai arti sebagai penegakan kembali (benar atau salah, baik atau buruk, dan lain-lain). Sebuah arti dalam persepsi yang selalu menunjukkan makna. Maka kematian sebagai kiamat dalam konteks di atas, dapat dipahami sebagai jalan menuju penegakan “realitas sejati.” Suatu keadaan yang menunjukkan karma (akibat) dari semua persoalan hidup yang jawabannya ada dalam Hadis Nabi di atas. Namun, bahasa yang terdapat di dalam Hadis terkadang menggunakan bahasa simbolis, yang perlu kita pahami kembali. Pagi dan petang adalah sebuah simbol yang mengungkapkan antara terang dan gelap, hitam dan putih, baik dan buruk, benar dan salah, suci dan najis, bersih dan kotor, dan lain sebagainya. Adapun bahasa surga dan neraka janganlah kita pahami sebagai surga dan neraka yang berada jauh di luar alam pikiran kita. Surga dan neraka dalam hal ini adalah kehidupan kita sendiri, yakni jika kita selalu sadar, tabah, dan bijaksana dalam hidup maka kita akan digolongkan ke dalam orang-orang suci yang senantiasa terbebas dari belenggu hawa nafsu (bahagia). Dan jika kita selalu mengikuti hawa nafsu dengan penuh ketidaksadaran, maka kita tergolong orang-orang yang hidup dalam kemelut (urusan) hidup duniawi belaka. Maka kedua sifat tersebut telah menentukan kehidupan dia selanjutnya, dengan kata lain jiwa yang senantiasa mensucikan dirinya akan dikumpulkan bersama yang suci juga, sedangkan yang jiwa yang penuh dengan kecintaan lahir maka ia akan terus diperbudak oleh kecintaan lahirnya. Dengan begitu hal ini menunjukan bahwa jiwa atau ruh itu adalah abadi.

Kemudian, marilah kita merefleksikanlah pemikiran Mullā Shadrā, yang berkata, “ketahuilah jka hubungan jiwa dengan badan ini terputus, maka jiwa itu kekal dan jiwa tersebut juga bisa rusak. Ketahuilah juga bahwa jika jiwa meninggalkan badan karena rusaknya percampuran, maka kemungkinan adalah bahwa ia berpindah ke alam akal (‘ālam al-‘uqūl) atau ke alam ide (‘ālam al-mitsāl) yang disebut imajinasi (khayal) yang terpisah yang menyerupai imajinasi yang bersambung ke tubuh binatang di alam ini atau hilang. Kemungkinan-kemungkinan itu tidak lebih dari empat. Dua yang terakhir adalah batil. Tinggallah dua yang pertama. Yang pertama adalah untuk golongan al-muqarrabūn dan yang kedua adalah untuk golongan kanan (ashhāb al-yamīn) dan golongan kiri (ashhāb al-syimāl) dalam tingkatan masing-masing. Kami tahu bahwa yang benar dalam tempat kembali (al-ma‘ād) – dalam eskatologi – adalah kembalinya badan dengan esensinya, sebagaimana ditunjukkan di dalam syari’at yang benar tanpa perlu penakwilan dan perincian.[8]

Kesimpulan

Perbincangan tentang eskatologi sebenarnya menarik untuk kita kaji. Hal itu dikarenakan banyak hal yang seringkali disalahartikan oleh manusia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hari akhir, baik itu persoalan kematian, kiamat, hari kebangkitan, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti itu hanya diartikan dengan logika imajinatif, maka ujung pangkal dari keyakinan manusia pada dasarnya hanyalah sebagai sebuah ilusi. Maka dari itu penting kiranya bagi kita untuk dapat melakukan pencarian makna eskatologi sebelum kematian tiba pada diri kita. Supaya segala doktrin yang berkaitan dengan eskatologi dapat diterima dengan akal sehat.

Karena kematian merupakan kepastian, maka secara psikologis pengaruhnya amat besar dalam bawah sadar kehidupan seseorang dan dalam perilaku manusia. Hidup manusia, menurut Martin Heidegeer, adalah suatu kehadiran yang tertuju ke arah kematian.[9] Pembuktian bahwa ruh itu abadi, adalah sebagai petunjuk bagi kita bahwa kehidupan tidak berakhir selepas kematian tiba. Namun pada dasarnya manusia dihadapkan pada pertanggungjawaban hidup yang sebenarnya, yaitu karma dari apa-apa yang telah dilakukannya di dunia. Untuk mengakhiri kesimpulan ini, ada sebuah ungkapan bijak, “Jika kita “buta” di dunia, maka “buta” pula di akhiratnya”. Semoga kita senantiasa menempatkan diri dalam ketunggalan Tuhan. Wa Allāh-u a‘lam bi ‘l-shawāb
_____________________
[1] Musa Asy’arie, Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam Berpikir (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 239.

[2] Asketisme berasal dari kata askein dalam bahasa Yunani yang berarti ‘berlatih’, kemudian menjadi asketikos yang berarti ‘terlatih’. Kemudian kata asketis selalu diidentikkan dengan orang yang memusatkan dirinya untuk bertolak dari keduniaan (zâhid).

[3] QS al-Qashash, ayat 77

[4] QS al-Naba', ayat 17-20

[5] QS al-Baqarah, ayat 04.

[6] Al-Ghazâlî, Metode Menjemput Maut: Perspektif Sufistik, terj. Ahsin Mohamad (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 120.

[7] Ibid., 124.

[8] Mulla Shadra, Teosofi Islam: Manifestasi-manifestasi Ilahi, terj. Irwan Kurniawan (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), hlm. 128.

[9]
Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme (Jakarta: Hikmah, 2005), hlm. 72.

AUTOMOTIVE STORE (E-COMMERCE)

1. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perdagangan elektronik (E-Commerce) di dunia menjadi salah satu alternatif bagi para pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka. Penggunaan E-Commerce menjadi sangat berkembang seiring dengan semakin berkembangnya jaringan internet. Kemudahan yang ada pada E-Commerce membuat semakin banyaknya pelaku – pelaku yang bergerak di bidang E-Commerce, baik itu para pengusaha, pembeli, dll. E-Commerce banyak diterapkan oleh perusahaan – perusahaan yang masih menggunakan sistem perdagangan konvensional sehingga perusahaan – perusahaan tersebut dapat merasakan manfaat lebih dangan menggunakan E-Commerce.
Penggunaan E-Commerce pada industri otomotif masih jarang ditemui, karena masih banyaknya perusahaan – perusahaan otomotif yang masih melakukan perdagangan secara konvensional. Hal ini sangat disayangkan karena di zaman yang sudah tergolong maju ini industri – industri otomotif masih banyak yang belum mau memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu penjualan produk – produk mereka.
E-Commerce sudah banyak diteliti, misalnya oleh Chaudhury (2002) yang membahas E-Bisnis dan Infrastruktur E-Commerce, Freiden (2006) Yang membahas E-Commerce dari segi hokum, Kessler (2003) studi lanjut tentang pembelian online, NIssanoff (2006) membahas tentang budaya E-Commerce, dan masih banyak yang lainnya.
Dengan ketatnya persaingan usaha di dalam dunia nyata membuat para pengusaha mencari berbagai solusi untuk tetap dapat memasarkan produk – produk mereka sehingga laku di pasaran. Oleh karena itu dibutuhkan E-Commerce yang merupakan sistem perdagangan yang lebih maju dan sudah memanfaatkan teknologi – teknologi yang ada sekarang ini, sehingga para pengusaha tidak hanya mengandalakan usaha dalam dunia nyata saja tetapi juga usaha dalam dunia digital.
Masalah - masalah utama dalam E-Commerce masih sekedar kesalahan – kesalahan yang terjadi akibat human error maupun dari sistem yang ada pada E-Commerce yang sedang berjalan misalnya masih sering terjadi penipuan dengan tujuan untuk mencuri data - data pelanggan.
Dari latar belakang diatas kami tertarik untuk membuat sebuah “Automotif E-Commerce”

2. BATASAN MASALAH
Dalam judul ini, kami akan membahas beberapa masalah yang biasanya terjadi pada E-Commerce Otomotif ini. Di antaranya adalah:
• Pengkategorian produk – produk otomotif yang akan dibuat E-Commerce nya
• Sistem transfer dana elektronik , manajemen rantai suplai , pemasaran Internet , proses transaksi online, pertukaran data elektronik (EDI), manajemen persediaan, dan sistem pengumpulan data otomatis yang harus di pikirkan kembali

3. Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan keuntungannya.

4. Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai system transaksi adalah:
• Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
• Transaksi on-line yang lembuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
• Menurunkan biaya operasional (operating cost).Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi.
• Melebarkan jangkauan (global reach).Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
• Meningkatkan customer loyalty.Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
• Meningkatkan supply management.Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
• Memperpendek waktu produksi.Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:

• Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
• Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
• Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.

Manfaat e-commerce bagi konsumen :
• Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
• Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
• Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
• Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.
• Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.
• Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
• Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
• Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.

Manfaat e-commerce bagi masyarakat :
• Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak banyak keluar untuk berbelanja, akibatnya ini akan menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
• Elctronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup mereka.
• Electronic commerce memungkinkan orang di negara-negara Dunia ketiga dan wilayah pedesan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa EC. Ini juga termasuk peluang untuk belajar berprofesi serta mendapatkan gelar akademik.
• Electronic commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan / atau dengan kualitas yang lebih baik. Layanan perawatan kesehatan, misalnya, bisa menajangkau pasien di daerah pedesaan.


Manfaat e-commerce bagi bisnis :
• Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan.
• e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan. Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis diinternet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan dengan jenis bisnis tradisional.
Secara ringkas manfaat / keuntungan e-commerce tersebut adalah sebagai berikut :
• Bagi Konsumen : harga lebih murah, belanja cukup pada satu tempat.
• Bagi Pengelola bisnis: efisiensi, tanpa kesalahan, tepat waktu
• Bagi Manajemen: peningkatan pendapatan, loyalitas pelanggan.


dikutip dari makalah:
Ahmad Anies Muttaqien
Acmal Tanjung
Dian Permana
Syafrudin
M.Ali Arafat Waw Gay
Wawan Kurniawan
Ahmad Ilham Nursofyan

SIK B 07
Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Jakarta
2010