Kule tah ??

My photo
Cilegon, Banten, Indonesia
MAHASISWA JURUSAN IPI UIN SYAHID JAKARTA AKTIVIS HIMPUNAN MAHASISWA BANTEN (HMB) JAKARTA.

Tuesday, January 27, 2009

Banten esok: sebuah usaha melampaui pintu gerbang peradaban dan perekonomian global

Jika mengamati lambang Provinsi Banten, nampak sebuah keagungan dan adi daya keinginan para sesepuh pendiri Banten. Terutama gambar Gapura Kaibon berwarna putih, melambangkan Daerah Provinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lintas internasional menuju era globalisasi. Peran itu pernah dilakukan kala Kerajaan Islam Banten dulu, sebuah peran yang tidak mudah dan tidak semua kerajaan dapat memainkannya. Dimana peran tersebut menghubungkan berbagai kepentingan, mulai politik, keamanan, ketahanan, ekonomi hingga budaya dari kerajaan satu ke kerajaan lain di sekitarnya.
Hal itu tentu bukan hanya membanggakan, tetapi sekaligus menjadi tantangan setiap generasi penerus Banten. Sebuah tantangan yang menuntut setiap anak Banten harus terus berpikir dan memikir ulang visi serta misi yang dipraktikkan dalam bentuk kebijakan daerah. Sebab alih-alih mengantarkan kepentingan dari satu daerah ke daerah lain untuk kesejahteraan, jika salah dalam pengelolaan terapan ide serta gagasan kesejahteraan Banten bisa jadi akan hancur digilas oleh setiap kepentingan yang singgah. Pada akhirnya, Banten akan menjadi penonton kesejahteraan daerah lain dengan terus tergopoh-gopoh membangun kesejahteraan daerahnya sendiri yang jadikan hilir-mudik daerah lain.
Gagasan ini bukan untuk mengatakan daerah lain tidak boleh maju membangun, apalagi hanya karena singgah dipermukaan daerah Banten, tetapi gagasan ini mencoba menelaah kembali Banten sebagai pintu gerbang peradaban dan perjalanan ekonomi global dapat menemukan momentumnya sehingga dapat bermanfaat setidaknya untuk masyarakat Banten. Sebab ditengah percaturan dunia yang sudah bergerak nirbatas, maka Banten akan menjadi bagian yang dihitung, ditetapkan serta bila perlu ditaklukkan oleh kepentingan global yang belum tentu memihak pada kebaikan masyarakat Banten.
Katakanlah pernyataan tersebut sebuah kekhawatiran. Tetapi tentu saja bukan tanpa alasan, bila dilihat dari potret Banten secara kasat mata, sontak kita melihat realitas yang jauh panggang dari api. Banten memiliki Bandara internasional yang setiap tahunnya rata-rata memiliki 7 juta penumpang domestik, 2 juta penumpang internasional, 1 juta paket domestik dan 500 paket internasional setiap tahun. Rata-rata angkutan barang di setiap bulannya adalah 9.776.913 kg, barang yang dibongkar sebesar 4.971.316 kg, pos yang dimuat sebesar 431.243 kg dan pos yang dibongkar sebesar 128.288 kg (Sumber: PT. Angkasa Pura II). Banten pun memiliki pelabuhan kelas besar seperti Merak, yang mencatat arus penumpang, barang dan jasa dengan semua jenis kapal serta kelasnya rata-rata 2 juta per tahun (Sumber: Perum Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Merak). Belum lagi bila dihitung dari jumlah lintasan kendaraan umum darat seperti mobil yang menghubungkan pulau Sumatera ke beberapa pulau lain di Indonesia dengan mobilitas padat karena berdampingan dengan Ibu Kota Negara Indonesia. Semuanya memungkinkan Banten menjadi pintu gerbang peradaban dan perlintasan ekonomi global.
Jauh panggang dari api, pribahasa ini meyeruak dalam setiap diskusi yang diselenggarakan secara internal oleh Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta. Sebab, bukan hanya karena Banten memiliki syarat menjadi daerah maju seperti di atas, tetapi juga memiliki potensi alam seperti yang digambarkan dalam lambang Banten tentang kesuburan, nilai-nilai dan lain sebagainya. Namun diatas semuanya SDM Banten masih terlihat terbelakang, baik dari segi pendidikan, ekonomi dan politik dibanding dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang secara potensi daerahnya masih terbatas.
Bahwa perlu ada formulasi baru yang dapat diketengahkan oleh semua pihak di Provinsi Banten agar setiap masyarakat mempunyai kepercayaan diri tinggi dan siap bersaing dengan daerah lain. Hal lain yang sering dilupakan juga misalnya masalah ketahanan dan keamanan Banten ketika benar-benar menjadi gerbang dunia secara operatif apa lagi jika akan ditambah pelabuhan internasional Bojonegara. Menyimak pengalaman beberapa daerah atau negara yang menjadi pintu gerbang perekonomian dan lain sebagainya, mereka juga memperkuat basisnya dari sektor ketahanan dan keamanan. Alasan sebenarnya tidak lain karena masalah Banten adalah tanggung jawab semua orang yang hidup di wilayah Banten. Salam Perjuangan